Jumat, 09 Januari 2015

Sekilas Liburan Seniman

Apa yang terlintas di kepala kita ketika mendengar dua kosa kata tersebut; Liburan dan Seniman. Pada dasarnya kata Liburan identik dengan sesuatu yang menyenangkan, bermain-main, rekreasi, dll. kemudian kata Seniman yang identik dengan seseorang yang bergelut di dunia kesenian, dengan gaya compang-camping, kusuh, kumuh, dll. Hal-hal itulah yang akan terlintas pada pikiran kita ketika mendengar dua hal tersebut.
Lalu bagaimana jika dua suku kata tersebut digabungkan menjadi kata kerja? Ya, pasti timbul bagaimana sosok seniman jika berlibur.
Liburan Seniman merupakan salah satu naskah karya Usmar Ismail (1921-1971) yang diterbitkan pada tahun 1944 oleh Balai Pustaka. Usmar Ismail merupakan salah satu tokoh dunia sandiwara yang sampai saat ini dikenal sebagai bapak perfilman Indonesia. Dalam naskah ini beliau mencoba menceritakan bagaimana perkembangan kesenian pada saat pendudukan Jepang di Indonesia yang sangat pesat. Bahkan bisa dikatakan jika perkembangan kesenian yang begitu drastis saat itu belum pernah terjadi lagi hingga saat ini.

Perlu disadari bahwa kondisi Jepang saat itu dalam keadaan perang yang berbeda dengan jaman kolonialisasi Belanda di Indonesia. Dan juga keadaan Jepang yang hampir kalah perang pada saat PDII. Sehingga hal-hal tersebut mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintahan Jepang terhadap Indonesia. Salah satunya adalah dalam hal kesenian. Pada saat pendudukan Jepang masyarakat diberi kebebasan yang sangat besar dalam hal kesenian, bahkan diberikan fasilitas-fasilitas pendukung. Jepang menyadari kesenian merupakan salah satu alat propaganda yang sangat efektif untuk mempengaruhi masyarakat Indonesia saat itu yang mayoritas buta huruf.
Naskah Liburan Seniman  sendiri mencoba untuk menceritakan bagaimana semangat berkesenian pada saat itu terutama di kalangan pemuda yang (bahkan sampai saat ini) cenderung idealis. Namun hal yang perlu disoroti adalah bagaimana semangat berkesenian itu yang muncul karena kesadaran masyarakat terhadap peran seni sebagai media perjuangan modern.
Naskah Liburan seniman ini pernah difilmkan oleh Usmar Ismail sendiri sebagai sutradaranya pada tahun 1950. Dan akan dipentaskan lagi Oleh Teater Tangga UMY pada tanggal 7 Maret 2015 di Hall Societed Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Teater Tangga sendiri mencoba untuk mengangkat gaya pertunjukan realis untuk menceritakan kembali kehidupan seniman pada jaman itu sehingga akan sangat kaya dengan muatan sejarah.