Karena begitu rumitnya proses
seleksi dengan argumen kuat yang dimiliki anggota maka kami memutuskan bahwa
setiap anggota mencari naskah yang berhubungan dengan ide yang dimiliki namun
tidak boleh keluar dari konteks tujuan yang sudah disepakati, kemudian
dipelajari dan dijelaskan isi dari naskah tersebut di pertemuan selanjutnya.
Pada pertemuan selanjutnya
masing-masing dari kami sudah mempunyai naskah pegangan dan menjelaskan isi
naskah satu per satu. Kemudian yang ditemukan adalah ego dari masing-masing
anggota yang mempunyai argument sendiri dari naskah yang mereka pelajari.
Akhirnya terpilihlah dua naskah yaitu “Almond Jelly” yang direkomendasikan oleh
Dynta dan naskah “Perbuatan Serong” yang direkomendasikan oleh Yudha. Dua
naskah ini memiliki kesamaan dalam bentuk penceritaan dan adegannya, dalam segi
pesan yang disampaikan pun sama yaitu dua sudut pandang yang berbeda tentang
suatu hal. Ketupusannya tidak bisa ditentukan saat itu juga, kemudian
masing-masing anggota mempelajari sendiri dan kemudian akan didiskusikan di
pertemuan selanjutnya.
Pada pertemuan selanjutnya kami
melakukan reading dahulu untuk mengetahui isi naskah tersebut lebih jelas.
Namun kebingungan tetap saja muncul karena kedua naskah sama-sama sangat menarik,
sangat baru, sangat menantang untuk digarap. Almond Jelly dengan sudut pandang
lain tentang hubungan suami istri atau Serbuatan Serong yang menghubungkan
sudut pandang lain tentang seks yang selama ini dianggap tabu oleh masyarakat.
Akhirnya terpilihlah naskah
“Perbuatan Serong” dengan alasan kami pernah akan menggarapnya dulu saat study
pentas namun karena terlalu rumit maka diganti dengan naskah lain. Sehingga
kami kurang lebih tahu bagaimana naskah tersebut nantinya akan dibawakan.
Selain itu penulis naskah, Naomi srikandi, juga bekerja tidak jauh dari tempat
kami, yaitu di Teater Garasi yang pada dasarnya sudah mempunyai hubungan yang
erat dengan kami.